Jam 06.00
pagi husnu sudah nampak mondar mandir di depan rumahnya dan sekali dua berdiri
di depan cermin yang digantung di ruang tengah rumahnya. Maklum hari ini hari
senin hari pertama masuk sekolah. Berseragam baru, baju putih baru yang
longgar, celana merah agak kebesaran biasa orientasi jangka panjang orang tua
kalau-kalau anaknya akan mengalami pertumbuhan sehingga tidak perlu lagi
membeli seragam yang lain. Mak siapa yang akan mengantar ke sekolah? Husnu bertanya sambil berteriak karena dia
tahu emak sedang di belakang. Sarapan dulu baru berangkat dengan rahmah toh
ini masih terlalu pagi gerbang sekolah masih terkunci” emak muncul dari
balik pintu sambil menjawab.
Tangan
emak sangat cekatan dalam mengatur piring makanan. Jari tangannya yang lentik
dan mulus tampak ringan ketika mengatur makanan di atas meja. Emak sangat
serius dan nampak professional. “Husnu nasinya sudah siap” Ia memanggil. Hari ini husnu tidak
menghabiskan makannya, tidak berselera bukan karena masakan emak tidak enak
akan tetapi dia merasa kenyang karena sudah tidak sabaran untuk segera berada
di sekolah.
|
Sekolah
masih nampak lengang maklum hari masih sangat pagi bahkan gerbang sekolah belum
dibuka. Pak Amin si penjaga sekolah masih dalam perjalanan menuju kesekolah.
Pak Amin tinggal di Selong berjarak 4 kilometer dari sekolah. Jam 7.30 tepat
pak Amin datang dengan menunggang sepeda kumbang berwarna hitam. Dia mampir kewarung di depan gerbang sekolah membeli
rokok klobot cap kuda kemudian membuka gerbang.
Sementara
menunggu bell berbunyi sebagai tanda untuk
dikumpulkan husnu nampak duduk di bawah sebuah pohon beringin besar yang
berdiri kokoh di tengah-tengah halaman sekolah. Pohon besar yang sudah berumur
sangat tua dengan diameter seukuran empat tangan orang dewasa. Akar-akarnya
nampak kokoh mencuat kait mengkait di atas tanah serta akar napasnya yang
bergelantungan menambah angkernya pohon itu.
Jam
7.30 tepat bell berbunyi. Para
siswa dikelompokkan menurut kelas masing-masing. Siswa kelas 1 sampai kelas 6
berjajar dengan rapi di halaman sekolah di depan kelas. Kepala sekolah akan
memberikan pengarahan. “Bismillahi wabihamdih. Assalamualaikum waroh
matullahiwabarokatuh” suara kepala sekolah terdengar sangat jelas dan
lantang. Desas desus
di sekolah memberitahukan bahwa sebenarnya kepala sekolah hampir menjadi
seorang tentara angkatan laut yang entah karena apa sebabnya ahirnya menjadi
guru. “Yang terhormat para……” suara kepala sekolah terhenti tiba-tiba dan
semua pandangan mengarah kearah gerbang masuk disana nampak seorang ibu sedang
menarik-narik anaknya yang sedang menangis sambil mengamuk dengan suara yang
sangat keras. “Ayo cepat sekolah jangan jadi pemalas” ibu itu berkata sambil memegang lengan
anaknya kuat-kuat. Ruslan nama anak siswa baru itu yang masih seangkatan dengan
husnu.
“Baiklah
para hadirin saya lanjutkan” kata kepala sekolah menarik
perhatian hadirin. Belum sempat melanjutkan kata-katanya sudah terdengar teriak
tangis siswa baru yang meronta-ronta di tarik oleh orang tuanya. Hari itu ada 9
orang siswa baru yang meronta-ronta menangis tidak mau sekolah namun sudah
cukup untuk menjadi alasan kepala sekolah untuk tidak melanjutkan kata-katanya.
Pengarahan dilanjutkan di dalam kelas setelah semua siswa kelas 1 terkumpul dan
tidak menangis lagi.
Ada
40 orang siswa yang terkumpul dan telah terdaftar menjadi siswa baru saat itu. Semuanya
di atur menempati kursi meja yang ada di kelas itu. Perbangku di isi oleh dua
orang siswa. Husnu duduk di korsi paling depan berdampingan dengan teman
barunya si Amat atau yang memiliki nama panjang Ahmad Aminulloh Akbar. Si Amat
bertubuh kurus putih, berambut panjang, bermata besar dan gigi menonjol
kedepan. Orangnya enerjik dan selalu Nampak tersenyum disebabkan oleh model
bibir dan giginya yang unik.
Dibelakangnya
ada si Ongak dan si Kendiek. Nama aslinya ruslan karena tidak memiliki gigi
depan dia di panggil si ongak. Ia duduk dengan si hamdiah yang popular
dipanggil dengan nama kendiek. Si kendiek adalah siswa tertua di kelas itu
karena telat masuk dan sempat tidak naik kelas akhirnya
menetap di kelas satu. Hari itu husnu nampak senang karena punya
teman baru dengan keunikannya masing-masing.
Bangku-bangku belakang juga terisi penuh dengan
karakter dan sikap tingkah laku yang berbeda pula. Deretan depan dan belakang
sangat berbeda. Siswa-siswa depan tanpak berseri-seri. Mereka berbaur satu sama
lainnya sementara siswa-siswa deretan belakang Nampak terdiam dan tidak saling
sapa satu dengan yang lain bahkan ada juga siswa yang satu bangku berkelahi
dengan teman sebangkunya. Hal ini mengharuskan Ibu Mustika wali kelas satu turun tangan untuk melerai keduannya. Dari sana di ketahui penyebab
dari perkelahian itu Adalah karena tersinggung. Suhirman merasa tersinggung
karena teman sebangkunya selalu melirik telingannya yang selalu memuntahkan
lahar yang berwarna kuning kehijauan dari telinga sebelah kanannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar