Senin, 30 Desember 2013

ANAK KITA BISA MELEBIHI EINSTAIN


anak cerdas
Alloh itu maha adil yang selalu mencurahkan “Rohman-Nya”  kepada manusia di dunia tanpa terkecuali dengan tidak membedakan warna kulit, ras, suku, bangsa, bahasa, dan agama serta memberikan “Rohim-Nya” kelak dihari kemudian hanya kepada orang-orang yang beriman. Semoga Alloh senantiasa memperkuat iman serta keyakinan kita kepada-Nya. Ya Alloh getarkanlah, arahkanlah, dan gerakkanlah hati kami untuk tetap terus beriman kepada-Mu serta tetap terus untuk melakukan kebaikan.
Bukti real kekuasaan Alloh pada manusia yakni diciptakannya manusia itu dengan rupa yang berbeda satu dengan yang lain. Bayangkan sudah berapa model wajah dengan hidung, telinga, mata pipi yang Alloh ciptakan, berapa jenis ukuran tinggi, pendek, serta berat manusia yang telah diciptakan. Adalah bagaimanapun bentuknya akan hal itu tentu wajib kita syukuri sebagai karunia alloh yang terbaik pada diri kita. Pada saat yang bersamaan juga Alloh memperlihatkan kekuasaanya dengan memberikan sesuatu yang sama kepada setiap manusia itu sendiri. Kesamaan itu antara lain kesamaan potensi menjadi orang baik maupun menjadi orang yang tidak baik. Kesamaan inilah yang malah menjadi pembeda manusia dihadapan Alloh SWT yakni alloh tidak melihat perbedaan pada diri kita yakni perbedaan bentuk wajah, tinggi, rendah, kurus, gemuk, kaya, miskin, akan tetapi hanya melihat keimanan dan ketakwaan kita yang setiap orang yang lahir sama-sama memiliki potensi untuk meraihnya.
Setiap anak yang lahir didunia ini sama-sama memiliki potensi untuk menjadi orang yang “baik”.  Baik dalam artian yang luas yakni setiap bayi yang lahir sama-sama memiliki potensi menjadi orang yang beriman, menjadi pintar, cerdas, alim, soleh, menjadi ulama’,  tuan guru, pemimpin, ......dst begitupun sebaliknya tiap-tiap bayi yang lahir kedunia ini sama-sama memiliki potensi menjadi orang yang “tidak baik” dalam arti luas  yang tentunya kita semua maklumi.  Sebagai orang tua yang mendambakan keturunan anak-anak yang baik kita harus optimis untuk mendapatkannya. Hal ini perlu untuk kita pahami bersama sebagaimana Alloh firmankan didalam al-qur’an yang bisa kita simpulkan sebagai berikut “Orang tua yang baik akan melahirkan anak-anak yang baik atau sebaliknya juga bisa melahirkan anak-anak yang tidak baik, Orang tua yang tidak baik melahirkan anak-anak yang tidak baik tapi juga bisa melahirkan anak-anak yang baik”. Itu berarti bahwa orang tua yang baik maupun yang tidak baik sama-sama memiliki peluang untuk mendapatkan anak-anak atau generasi penerus mereka yang unggul, yang berkwalitas. Orang tua yang berprofesi sebagai dosen, atau ulama’ sekalipun tidak dengan serta merta lantas anak-anaknya secara otomatis menjadi anak-anak yang terbaik namun bisa jadi orang tua yang profesinya sebagai maling, rampok memiliki anak-anak dengan kwalitas terbaik.
Setiap anak-anak yang baru lahir itu laksana kertas yang belum ada tulisannya. Kita tentu sangat menyadari bahwa setiap bayi yang lahir kedunia ini tentu bermula dari ketidak tahuan, ketidak bisaan, lemah oleh sebab itu maka “proses” memiliki pranan yang sangat menentukan. Tidak ada satu anak pun di dunia ini yang tumbuh dengan sendirinya, pintar dengan sendirinya tapi semuanya terjadi karena proses yang baik. Bukankah kita sangat meyakini bahwa awal yang baik didukung dengan proses yang baik maka insyaalloh hasilnya akan baik.
Terkait dengan proses maka dalam hal ini orang tua memiliki peranan yang sangat penting sebagai guru bagi anak-anaknya. Peranan yang sangat penting ini harus sama-sama kita pahami karena apapun yang akan terjadi dengan anak-anak kelak tergantung pada diri kita para orang tua.  Bukankah agama mengajarkan kepada kita akan arti pentingnya peranan orang tua itu sebagaimana yang sering kita dengar dari para tuan guru kita bahwa anak itu laksana kertas putih dan orang tuanyalah yang membuat anak itu menjadi majusi maupun nasrani nauzubillahi min zalika.
Peranan orang tua ini tentunya tidak hanya sampai mengantarkan anak pada mampu berjalan saja akan tetapi sepanjang hayat masih dikadung badan walaupun yang utama sampai anak itu sudah memiliki kematangan berpikir. Terkait dengan hal itu masa kanak-kanak menjadi masa yang prioritas dimana orang tua harus melihatnya sebagai kesempatan yang baik untuk mendidik, merefleksi serta memberikan evaluasi akan pertumbuhan dan perkembangan tidak hanya secara fisik akan tetapi juga pada kemampuan psikologi, kecerdasan, serta yang paling utama pemahaman anak tentang nilai-nilai ketuhanan dan ajaran-ajaran agama kita.
Memberikan pendidikan merupakan hal yang penting dari agama kita begitupula dengan merefleksi pertumbuhan dan perkembangan anak hal ini terbukti dengan ajaran agama yang menganjurkan para orang tua untuk memukul anak tersebut apabila pada usia 7 th tidak melakukan sholat namun dengan catatan tidak sampai membuat anak tersebut cacat atu celaka. Hal itu berarti bahwa harus ada refleksi terhadap anak sehingga bisa di kontrol apakah si anak tetap dalam pemahaman atau jalur-jalur yang benar sesuai dengan agama kita yang menjadi rujukan yang paling tepat dalam pengajaran affektif. Pada usia 7 tahun atau pada usia dibawah 12 tahun pada usia ini apabila anak kita belum memenuhi target seperti apa yang kita inginkan maka masih ada kesempatan untuk mengubahnya yakni 4-5 tahun sampai pada masa dimana anak tersebut akil balik yakni rata-rata berusia 12 tahun. Ajaran agama ini dewasa ini banyak sekali diadobsi tidak hanya oleh kita yang muslim namun juga oleh orang-orang diluar Islam dan orang barat. Kita tentunya pernah mendengar istilah “Gold priod” dimana pada masa-masa itu merupakan kesempatan yang terbaik untuk menanamkan, mengajarkan apa saja pada anak.
Anak-anak kita adalah project yang menjadi product dengan model apa yang kita inginkan. View orang tua atas anak-anaknya akan berpengaruh pada apa dan bagaimana si anak itu kelak. View yang baik akan menghasilkan anak-anak kita yang baik pula oleh sebab itu orang tua haruslah memiliki oftimisme yang tinggi untuk mendapatkan anak-anak yang berkwalitas yang tidak saja menjadi harapan-harapan kosong akan tetapi harus di ikuti oleh usaha orang tua itu sendiri untuk mewujudkannya. Jangan pernah psimistis untuk mendapatkan anak dengan kwalitas yang baik karena agama mengajarkan pada kita bahwa Alloh akan mewujudkan keinginan kita sesuai dengan persangkaan kita pada-Nya maka oftimislah. Hal itu bisa kita buktikan mari kita lihat kondisi masyarakat kita dewasa ini. Di Lombok timur dewasa ini sangat jarang kita menemukan anak-anak kecil dengan hidung yang meler sampai membentuk angka 11 di bagian bibir atasnya sebagai akibat erosi yang di akibatkan ingus yang selalu turun naik akan tetapi anak-anak lombok timur dewasa ini merupakan anak-anak yang gagah, tampan, cantik, dan molek. Hal itu tentunya tidak terjadi dengan sendirinya akan tetapi karena orang tuannya memiliki view yang baik terkait dengan fisik si anak. Para orang tua kita di Lombok timur tentu berharaf untuk memiliki anak yang gagah dan cantik-cantik laksana para artis yang selalu dipelototi setiap hari dan malam dalam acara-acara sinetron di berbagai cenel TV yang dapat dengan mudah diakses. Itu tentunya merupakan hal yang baik dan keinginan itu akan langsung berpengaruh keanak tapi tentu akan jauh lebih baik kalau para orang-orang tua Lombok Timur ini tidak hanya memiliki view akan wajah atau fisik saja akan tetapi juga perlu di bangun view atas kemampuan otak anak. Orang-orang tua lombok timur harus memiliki view dan keinginan untuk mendapatkan anak yang pintar serta melebihi Einstein. Orang tua harus oftimis untuk mendapatkan anak yang lebih pintar dan lebih hebat dari TGB yang menjadi gubernur termuda di Indonesia dari NTB atau BJ Habibi yang mampu membuat pesawat terbang hebat.....!
Kenyataan dilapangan berkata lain kebanyakan dari kita para orang tua Lombok Timur Pesimistis untuk mendapatkan anak-anak kita yang cerdas dan mampu melebihi Einstain. Wujud dari psimistis itu banyak kita temukan pada pengabaian peranan orang tua  atas pendidikan anaknya serta menyerahkan sepenuhnya pada sekolah bahkan pemahaman serta psimistis itu terjadi semenjak anak-anak kita masih balita. Banyak dari kita yang menganggap kalau sudah saatnya anak itu pasti bisa berjalan, berbicara dan sebagainya tanpa harus bersusah payah untuk mengajar dan membimbingnya bahkan yang lebih menyesatkan lagi ada dari para orang tua kita tidak menganjurkan anak-anaknya untuk bersekolah dengan alasan presiden sudah ada, bupati, gubernur juga ada toh akhirnya akan menganggur juga. Hal itu merupakan anggapan yang salah dan keluar dari bibir serta pemahaman mereka orang-orang yang psimistis. Ketahuilah sesungguhnya tidak ada sesuatu yang terjadi sekejap mata akan tetapi pasti ada hukum sebab akibat diatasnya.
Kecerdasan otak anak sesungguhnya dipengaruhi oleh tiga Faktor yakni: 1) Bawaan dari orang tua; 2) makanan; 3) Lingkungan dan sesungguhnya agama sudah mengingatkan kita akan hal tersebut. Mari kita bahas hal tersebut satu persatu.
Kita semua tentu memahami bahwa ada sesuatu yang menurun dari orang tua pada anak-anaknya. Beberapa hal tersebut antara lain Inteligency atau kecerdasan, fisik, dan bahasa. Inteligency yang kita percayai mempengaruhi kecerdasan memang menurun namun perlu kita pahami bersama bahwa persentase penurunan inteligency itu tidak ada yang dapat menentukannya. Orang tua yang memiliki Inteligency yang tinggi tidak berarti semua anaknya juga memiliki kecerdasan seperti bapaknya namun bisa jadi memiliki kecerdasan yang menengah atau rendah dan sebaliknya. Oleh sebab itu tidak ada alasan bagi kita para orang tua untuk berputus asa dengan dalih kecerdasan yang menurun sebagaimana yang diterangkan diawal terkait dengan potensi tiap-tiap orang tua sama dalam memproleh anak-anak yang berkwalitas.
Makanan yang kita makan maupun yang kita berikan keanak juga berpengaruh terhadap kecerdasan otak anak-anak kita itulah sebabnya agama mengajarkan pada kita ummat Islam untuk selalu mengkonsumsi makanan yang baik serta halal. Makanan yang baik tentunya tidak harus mahal akan tetapi mengandung zat-zat yang bermanfaat untuk tubuh serta otak anak. Orang tua yang menginginkan anak-anak yang cerdas tentunya akan memberikan makanan-makanan yang diperlukan oleh si anak. Jadi tidak cukup hanya membuat kenyang si anak saja. Makanan itu tentunya yang halal karenan pengaruh makanan sangat kuat pada karakter si anak mengingat makananan itu akan menjadi bagian dari tubuh serta darah si anak. Agama mengajarkan bahwa sesutu yang terbuat dari sesuatu yang haram akan menuntut sesuatu yang haram juga Nauzubillahi min Zalika.
Faktor yang terakhir yakni Lingkungan. Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat kuat pada diri manusia karena bisa mempengaruhi pemahaman kita. Islam telah mengingatkan kita akan kuatnya pengaruh lingkungan tersebut dengan istilah berikut “agamamu tegantung agama temanmu”
Sebagai kesimpulan dari apa yang kita paparkan diatas maka sebagai orang tua harus: Orang tua harus memiliki View yang baik atas anak-anak mereka serta oftimis akan mendapatkan anak-anak yang berkwalitas. Mendidik anak dengan sebaik mungkin minimal sampai akil balik (usia 12 tahun). Memberi makan dengan makanan yang baik dan halal. Memilih lingkungan yang baik untuk anak. Semoga Alloh mewujudkan semua View kita atas anak-anak kita untuk mendapatkan anak-anak yang berkwalitas yang mampu melebihi Einstain, Habibi, atau TGB.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar